Minggu, 05 April 2020

Frekuensi Jejak Inspirasi VII ( Enam Langkah Menulis Buku)







Materi ke 7 dalam kegiatan Belajar Online Menulis bersama Om Jay kali ini menghadirkan Penulis Buku yang berkiprah sebagai penulis buku motifasi  yang berjudul Man Jadda Wa Jadda the Story of  A Writer  Pak Akbar  berkat Man Jadda Wajada bisa keliling ke-33 Provinsi di Indonesia. Satu yang belum; PAPUA. Mudah-mudahan setelah lebaran bisa ke Papua. Merupakan motifator nasional, mentor menulis, dan juga memiliki hobbi jalan jalan dan pecinta kuliner.Merupakan lulusan pesantren Gontor, dan S3 Doktor Manajemen SDM, Universitas Negeri Jakarta tahun 2015. Hobbi menulis ditekuninya  sejak SMA saat Sebagai Santri di Gontor. Dilanjutkan pada saat mahsiswa.
Menulis buku pertama tahun 2008, yang diterbitkan Gramedia, Man Jadda Wajada. Hingga sekarang, sudah 13 buku yang ditulis. Hampir semua tentang motivasi.
Materi malam ini diulas melalui tayangan vidio berdurasi 10 menit dengan Tema 6 Langkah  Menulis Buku.Proses penulisan buku mulai dari ide sampai ke penerbit.  Ada enam langkah menerbitkan buku yang pak Akbar singkat menjadi TOJTRP.

Berikut Ulasan 6 Langkah Menulis  Buku

Langkah pertama adalah T. Tentukan TEMA tulisan. Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi. Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya. Kalau buku yang ditulis Pak Akbar, kebanyakan adalah buku-buku motivasi. Kalau buku Om Jay, buku-buku pendidikan. Dan sebagainya.


Langkah kedua adalah O. Buatlah OUTLINE atau DAFTAR ISI.
Gunanya outline:
1. Agar tulisan kita terarah.
2. Bisa buat jadwal dan target.
3. Menghindari "ngeblank" pada saat menulis.
4. Agar bukunya selesai.
Kalau tidak ada daftar isi, akan sulit untuk buku  bisa selesai.

Langkah ketiga adalah J. Buatlah jadwal penulisan.
Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai. Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.

Langkah keempat adalah T. Tuliskan.
Outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya. Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak. Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.

Langkah kelima adalah R,  REVISI.
Revisilah tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna. Kalau kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa. Tahap pertama adalah menyelesaikan semua draft buku. Tahap kedua, baru revisi. Apa saja yang direvisi?
1. Data dan informasi yang kurang.
2. Tata Bahasa
3. Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir.
4. Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik
Ingat baik-baik. Jangan terpaku dengan satu judul artikel sampai sempurna. Selesaikan saja semua draft bukunya, apapun bentuknya. Setelah draft selesai, baru direvisi.

 Langkah keenam adalah kirim ke Penerbit.
Apa yang menjadi pertimbangan penerbit?
Paling utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca.
Apakah pembaca butuh buku kita?
Siapa yang butuh? Berapa banyak orang yang butuh?
Buku kita menjawab kebutuhan apa?
Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar.
Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca.
Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis.
Apa kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis?
Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini.
Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit.
Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan Anda lakukan untuk membantu pemasaran buku?
Harus punya jawabannya.
Apakah perlu membayar kepada penerbit?
Kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual.
Bagaimana cara mengirim naskah?
1. Naskah harus sudah jadi.
2. Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau Flash Disk
Berapa lama?
Kabar diterima atau tidak sekitar 3 bulan.

Itulah 6 hal penting yang harus dilalui untuk menjadikan impian kita memiliki buku sendiri yang harus kita lakukan, penekanannya adalah DISIPLIN sekeren apapun ide  yang sudah dibuat, sebagus apa pun Outlinenya tapi jika tidak disiplin dalam mematuhi jadwal yang kita buat maka akhinya juga akan ZONK.

Beberapa pertanyaan yang akan menambah wawasan menulis kita yang dibahas dalam grup belajar menulis malam ini meninggalkan jejeak jejak inspirasi yang layak untuk kita pahami.

Pertanyaan 1

Assalamualaikum pak Akbar. Saya sangat bahagia bisa gabung dengan salah satu penulis best reseller MAN JADA WAJADA. Alhamdulillah, saya sudah nonton video langkah-langkah menulis yg bapak share. Pertanyaan saya, Bagaimana cara membuat tulisan yang menarik? karena saya sudah coba beberapa kali menulis, rasanya sangat sulit pak. Tidak seperti bapak atau om jay yg menulis itu udah ngalirrr. Dan selalu kerenn hasilnya. Jd ngilerrrr..
Aam Nurhasanah, Gajrug, Lebak-Banten
Terima kasih teh Aam Nurhasanah.

Jawaban Pak Akbar :
Kalau mau tulisannya menarik, jangan dibuat mendorong. Semua adalah tentang jam terbang dan latihan terus menerus. Saya dan Om Jay sudah latihan berpuluh-puluh tahun. Hampir tiap hari menulis. Kalau saya hitung dari setingkat kelas 2 SMP saya sudah mulai belajar menulis. Jadi, hampir 30 tahun tidak berhenti menulis. Menulis adalah keterampilan. Semakin sering dilatih, akan semakin enak dibaca orang. Nah, sudah tahu rahasianya kan? Banyak-banyak berlatih. Luangkan waktu setiap hari 30-60 menit. Nanti tau-tau tulisan kita sudah bagus, tau-tau kita sudah punya naskah buku, tau-tau buku kita terbit. Happy writing.

Pertanyaan  2
Outline/ struktur daftar isi  untuk naskah fiksi dan non fiksi?
Verdy Probolinggo

Jawaban Pak Akbar
Naskah Non Fiksi:
1. Opening/Pendahuluan. Berisi latar belakang, tujuan dan juga maksud penulisan.
2. Isi Naskah. Biasanya berisi teori-toeri, peristiwa aktual, analisis terhadap peristiwa, How To (Tips and Trick).
3. Kesimpulan dan Penutup.

Kalau FIKSI;
1. Tokoh
2. Karakter Tiap Tokoh
3. Alur atau plot Cerita
4. Klimaks dan Ending Cerita

Pertanyaan 3

Salam kenal dari Karimun Pak Akbar
Pertanyaan saya.
1. Seandainya naskah yang sudah kita kirim ke penerbit tidak diterima apakah naskah itu dikembalikan?
2. Biasanya apa yang membuat naskah kita tidak di terima oleh penerbit?

Rosmalinda
Karimun,  Kepri

Jawaban Pak Akbar :
1. Ada yang dikembalikan, ada yang tidak. Tetapi semuanya akan diberitahu baik lewat email ataupun telepon. Kalau naskah ditolak, diperbaiki saja. Lalu kirimkan ke penerbit yang sama atau ke penerbit lain. Ada satu naskah saya ditolak, saya perbaiki, lalu saya kirim ke penerbit lain, alhamdulillah diterima.
2. Pertimbangan utama, biasanya penerbit melihat tidak cukup segmen pembelinya. Artinya secara bisnis tidak menguntungkan. Atau, pembacanya ada, tetapi naskah kita dirasa tidak cukup menarik pembaca untuk membeli.
Pertimbangan penerbit yang paling utama adalah bisnis; bukunya laku atau tidak.

Pertanyaan 4
Aslmkm...mhn pencerahannya..apakah kita harus fokus pada satu TEMA atau blh berubah..misal tema kita fokus saja tentang motivasi..pendidikan...sosial dsb..tks
Jawaban Pak Akbar:
Ini tentang Branding. Kalau saya lebih suka satu tema, biar branding kita jelas. Boleh 2-3 tema, tetapi yang terkait. Kalau kita ingin dilihat sebagai ahli pendidikan, menulislah selalu tentang pendidikan. Kalau saya, adalah motivasi dan pengembangan diri, maka hampir semua tulisan saya tentang motivasi dan pengembangan diri. Saya sebenarnya ada basic tentang agama dan pemasaran. Namun demikian, kalau tidak terkait dengan motivasi dan pengembangan diri, maka saya tidak tuliskan. Fokus. Menurut saya.

Pertanyaan 5
Setelah saya melihat video bpk Akbar tentang langkah-langkah membuat buku, yaitu TOJTRP, saya sangat terkesan sekali. Selama ini saya kurang menepati jadwal  untuk mulai menulis. Ketika saya mulai menulis, saya selalu teringat pekerjaan lain yang memiliki deadline yang sama. Kendala lain, waktu sudah di depan laptop, perasaan malas itu datang, akhirnya ide tidak dapat keluar. Mohon saran bagaimana menumbuhkan semangat untuk menulis sesuai dengan jadwal yang sudah saya buat. Terima kasih, dari Ibu Nani

Jawaban Pak Akbar
Terima kasih ibu Nani. Ibu Nani tidak sendirian.
Kalau mau disiplin, dimulai dari pembiasaan. Buat jadwal menulis secara teratur, sekitar 30-60 menit setiap hari. Kalau saya biasanya menulis sebelum subuh sampai kira-kira jam 5.30 setiap hari. Setelah itu persiapan ke kantor. Harus ada waktu yang dikorbankan untuk dialokasikan untuk menulis. Kapan saja boleh, bisa pagi, siang, atau malam. Yang penting, konsisten SETIAP HARI.Dan, mulai hari ini, hilangkan kata tapi. Kalau masih ada kata tapi, masih jauh berarti. Boleh dicoba ibu ya. Nanti kabari saya hasilnya bulan depan.

 Pertanyaan 6
Adakah batasan tipis tebalnya suatu buku yg dpt diterbitkan...atau harus berapa judul minimalnya..trims...pak Akbar.

Jawaban Pak Akbar:
Biasanya, buku yang diterbitkan sekitar 100 halaman minimal. Rata-rata itu sekitar 200-300 halaman. Kalau diukur dari karakter, sekitar 40.000-60.000 karakter di komputer.

Pertanyaan 7
Pertanyaan saya pak.. Apakah satu buku itu boleh beda2 judul.dan apakah judul satu artikel dg judul artikel berikutnya ada hubungannya.?

Jawaban Pak Akbar:
Ada namanya bunga rampai atau antologi tulisan. Ini dalam satu judul bisa berbeda-beda tema. Kalau saya sarankan, satu buku untuk satu tema. Judulnya bisa berbeda-beda, tetapi tetap mengacu pada satu tema tertentu. Tujuannya apa, biar pembaca menangkap maksud buku secara keseluruhan.

Pertanyaan 8
bagaimana menyiasati  dalam mengatur daftar isi dan jadwal yang sudah dituliskan, ternyata di tengah jalan terganggu atau tergoda dengan artikel lain, padahal daftar isi sudah dibuat dan jadwal sudah disusun, mohon jawaban

Jawaban Pak Akbar:
Tahan godaan. Perbanyak istighfar biar tidak tergoda. Kalau sudah punya jadwal, kan kita sudah tahu target menulisnya misalnya satu minggu satu artikel. Kalau di tengah jalan ada terpikir mau menulis satu artikel yang lain, tidak masalah. Yang penting, jadwal yang sudah kita tuliskan masih bisa kita kejar. Fokuslah pada target. Daftar isi itu bisa berubah-ubah menyesuaikan dengan pemikiran kita. Jadwalnya juga bisa menyesuaikan kalau ada pemikiran lain. Intinya, boleh menulis tulisan lain asal jadwal yang sudah kita buat tetap bisa kita jalankan.
Pertanyaan 9
Saya ingin bertanya dengan materi yang bapak berikan, terkait Penerbit : 
1. Gimana cara kita untuk meyakinkan penerbit agar buku kita bisa d terbitkan pak?
 Apakah bisa kita yg notabene blm punya pnglmn n pnghrgaan dlm mnulis bisa d terima oleh penerbit?
mohon arahannya terima kasih

 Jawaban Pak Akbar
1. Yakinkan buku kita akan laku. Buatlah gambaran siapa yang akan beli buku kita dan berapa banyak yang kira-kira akan terjual.
2. Sodorokan apa yang akan kita lakukan untuk membantu proses pemasaran buku.

Pertanyaan 10
Bagaimana cara membuat judul yg menarik agar pembaca tertarik dan mau membaca
Jawaban Pak Akbar :
Judul yang Menarik.
 1. Provokatif. Misalnya; Tips Sukses Belajar. Ini terlalu biasa. Buatlah lebih Provokatif.
Misalnya: "Kamu Gagal Terus? Ini Cara Praktis Lulus Ujian" Dan sebagainya.
2. Jelas, Tegas, dan Sederhana.
3. Kalau Judul Buku, biasanya terdiri dari 3 Kata buat Judul, kalau banyak, untuk sub judul.
MAN JADDA WAJADA:The Art of Excellent Life, Itu contohnya.

Pertanyaan 11 :
1.Bagaiman cara mengetahui kualitas tulisan ilmiah dan dapat di terima oleh pembaca umum...
2.cara menulis spy dapat lissensi dr ISSN /ISBN
Rahmat Danu Raharjo, S. Pd., M. Pd.

Jawaban Pak Akbar :

Saya pernah ditolak di salah satu penerbit karena naskahnya kurang lengkap. Setelah saya lengkapi, saya kirim ke penerbit lain, akhirnya diterima. Setelah buku saya diterbitkan Gramedia, hampir semua penerbit lain menerima naskah buku saya, bahkan mereka yang meminta untuk dituliskan. Karena standar penerbitan di Indonesia memang Gramedia Grup. Susah? InsyaAllah kalau tulisan kita bagus, akan diterima.

Pertanyaan 12 :
Apa kendala yang besar bagi penulis pemula dalam menulis? suheri, Cikupa tangerang

Jawaban Pak Akbar :
Pak Suheri, kendala utamanya adalah MALAS. Coba bisa melawan rasa malas, pasti sudah terbit bukunya. Boleh dicoba, lawan rasa malas, terus belatih, pasti tulisan kita akan jauh lebih baik setahun mendatang. Berlatihnya SETIAP HARI.
  
Pertanyaaan 12:
 Dalam menyusun outline, apakah membutuhkan pendapat orang lain?  Bagaimana jika ingin merevisi outline, apakah boleh?

Jawaban Pak Akbar :
Outline itu gambaran dasar. Jadi sangat memungkinkan untuk berubah. Boleh berubah. Yang penting, jadwal penulisannya ikut diubah juga. Akan bagus sekali kalau dalam menulis outline meminta masukan dari teman-teman. Semakin banyak masukan, akan semakin kaya. Asal jangan semakin bingung. Kalau banyak masukan, dan bingung, bismillah, tentukan saja dan mulailah menulis. Kalaupun ada perubahan di tengah menulis, tidak apa-apa, yang penting sudah ada outline awalnya.

Pertanyaan 13 :
Assalamu'alaikum om Jay, materi malam ini adalah langkah-langkah menulis buku, sangat memotivasi saya orang awam yang baru mau memulai latihan menulis. Yang saya tanyakan adalah apakah dalam menulis buku, sebaiknya temanya mengikuti perkembangan zaman atau tidak?

Jawaban Pak Akbar :
Ada buku-buku yang namanya buku untuk season tertentu. Misalnya kalau mau Pemilu, buku-buku tentang tokoh akan banyak bermunculan. Ada juga buku-buku dengan tema yang "abadi", misalnya buku-buku referensi, motivasi, how to, dan sebagainya. Terma-tema ini bisa ditulis kapan saja. Tentu saja harus mengikuti perkembangan zaman. Apalagi kalau menulis tentang How To, perlu sekali menyesuaikan dengan keadaan sekarang.

Pertanyaan 14:
Kalau kita ingin membuat buku kumpulan cerpen anak,  apakah temanya harus satu atau boleh beda (yang penting cerpen anak gitu) dan apakah harus buat outline dulu?Makasih,
 Siti F R Simamora
Tanjungbalai, Sumut

Jawaban Pak Akbar :
Kalau cerpen, temanya tidak harus satu. Boleh kumpulan cerpen.
Tetap harus buat outline biar cerpennya bisa bervariasi. Tidak monoton hanya satu cerita. Outline juga penting buat jadwal dan target.

 Pertanyaan 15 :
Perkenalkan pak, saya noralia dari Semarang.
1.     1.   Jujur pak, saya paling lemah jika membuat tulisan fiksi, padahal sangat suka membaca novel, komik, dan sejenisnya. Tetapi jika diminta menulis tulisan fiksi,,mesti bahasanya dan alurnya amburadul. Malah cenderung pasaran ceritanya. Adakah kiat khusus jika ingin menulis tulisan fiksi yang bagus pak?
2.       2. Saya lebih prefer menulis jika non fiksi. Saya suka dengan teman2 keilmuan, pendidikan, sains,,mungkin karena basic keilmuan saya adalah alumni MIPA. Dan Alhamdulillah selama mahasiswa ada beberapa karya tulis saya yang mendapat penghargaan dan dibiayai Dikti.
3.       Pertanyaan saya dari kumpulan karya tulis saya ini,apakah bisa dibukukan pak? Jika bisa, apakah hasil riset nya juga perlu ditampilkan juga?ataukah hanya sekedar pemaparan teori saja.
4.       Terima kasih

Jawaban Pak Akbar :
Menulis itu;
1. Yang paling dikuasai
2. Yang paling disenangi
Jadi, menulis itu bagian dari sesuatu yang membahagiakan. Jangan dibuat stress.
Sebenarnya tidak masalah mau menulis fiksi atau non fiksi. Yang penting kita senang menulisnya.
Kalau buku Non Fiksi, ada buku-buku yang sifatnya referensi. Ini akan bagus kalau disertakan penelitiaannya dan sumber-sumber ilmiahnya secara lengkap.
Kalau buku yang bersifat umum, hasil penelitian dan hal-hal yang bersifat jurnal ilmiah perlu dibahasakan ulang dengan bahasa yang populer.
Kumpulan karya tulis bisa dibukukan dengan berbagai penyesuaian. Buat outline terlebih dahulu, lalu petakan mana karya tulis lama yang bisa masuk outline ini dan mana yang tidak bisa masuk. Kalau tidak bisa masuk, jangan dipaksakan.

Pertanyaan 16:
Mau nanya Pak Akbar, berapa kata judul yg baik apa ada pembatasan.

Jawaban Pak Akbar :
Judul buku biasanya 3 kata. Kalau kata-katanya lebih banyak, dijadikan sub judul. Buku saya; UKTUB:Panduan Menulis Buku dalam 180 Hari.

  
Pertanyaan 17
Saya pernah mengirim naskah tapi judulnya diganti total oleh penerbit katanya biar lebih menjual.. bagaimana menyikapi nya pak.
Ridwan Nurhadi

Jawaban Pak Akbar:
Tugas editor memang seperti itu. Kalau ada yang kurang menarik, diganti. Beberapa judul saya disesuaikan oleh penerbit. Kita ikuti saja. Bahkan beberapa judul artikel ada yang minta dibuang, diubah, atau ditambahkan, kita ikuti saja.

Pertanyaan 18
Jurus jitu untuk ibu2 yg berkarir dan memiliki kewajibn sbg IRT untuk melawan rasa malas dalam menulis di era 4.0 ini apa ya?
Anis JATIM

Jawaban Pak Akbar:
Era 4.0 menuntut disiplin diri yang tinggi. Mohon ibu buat jadwal setiap hari: kapan urusan rumah tangga, urusan suami, urusan anak-anak, dan kapan untuk menulis. Dijadwalkan 30-60 menit SETIAP HARI. Saya yakin pasti bisa menjadi penulis handal. Mohon dicoba ya Ibu.

Pertanyaan 20
Assalamualaikum, perkenalkan saya nurrifda dari karimun kepri.
Jika penerbit tidak menerima naskah kita karena kurang lengkap, dan selanjutnya kekurangannya dilengkapi. Apakah boleh mengirimkan naskah yang sudah lengkap kepenerbit yang sama atau harus cari penerbit lain?

Jawaban Pak Akbar:
Pilihan ada pada kita, boleh mengirim ke penerbit yang sama atau dikirim ke penerbit lain. Kalau saya dulu bertekad, apapun yang terjadi, walaupun ditolak berkali-kali, saya akan terbitkan di Gramedia. Alhamdulillah diterima. Yang tidak boleh adalah mengirim satu naskah yang sama ke beberapa penerbit dalam satu waktu. Tunggu dulu apakah diterima atau ditolak, baru dikirim ke penerbit lain.
Kalo penerbit menolak itu biasa nya di kata kan gak kelemahan tulisan  kita?? Atau mkn lebih ke request komersial gitu ya?? Tak akan bisa menjadi idealisme sendiri kalo begitu ya.. harus ikut aturan main.. atau ikit arus para konsumen kalo begitu ya. Pertamyaan nya .. jika inhin menulis idealisme  tentang sesuatu. Yg menurut umum ini salah. Misalnya.... tapi ingin di terima di terbitkan gimana tah?bisa gak ya?
Kalau mau menulis sesuai idealisme, cari penerbit yang memang juga idealis. Menerbitkan memang untuk menyebarkan gagasan.
Namun demikian, biasanya bukan penerbit besar. Kalau penerbit besar, memang harus kompromi dengan keinginan pasar. Atau, diterbitkan sendiri.

Pertanyaan 21
Assalamuallaikum pak, bagaimanakah kiat-kiat menghilangkan rasa malas saat kita ingin menulis. Trima kasih

Jawaban Pak Akbar:
1. Buat target
2. Buat jadwal harian jam berapa menulis
3. Jangan menunda
4. Paksakan

Pertanyaan 22
Assalamualaikum, saya unih dari subang, pa Akbar sudah menulis sejak SMA dan buku pertamanya tahun 2008 kalau ga salah, waktu bapa masih SMA belajar menulisnya sama siapa apakah ada gurunya kalau boleh tahu siapa gurunya? atau karena kerja keras sendiri cari sendiri dan usaha sendiri. Ide ide muncul dari membaca atau dari mana bisa menjadi penulis yang hebat. Maaf jika pertanyaannya kurang berkenan.Mohon maaf. Saya Wiwin dari Subang.

Jawaban Pak Akbar:
Menulis itu memang butuh mentor.Dari dulu, saya punya mentor menulis. Guru saya. Di pesantren. Selalu menyemangati saya untuk menulis. Dulu, menulisnya di majalah dinding dan majalah siswa. Pas mau buat buku, ada beberapa mentor saya untuk menulis buku. Silakan cari mentornya. Menulis dan membaca adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Harus banyak membaca kalau ingin tulisannya bagus. Dengan banyak membaca, kita bisa lebih banyak perbendaharaan kata. Bapak ibu jadilah mentor untuk anak-anaknya ya..

Pertanyaan 23
Jika naskah kita pernah diterbitkan di majalah online bolehkah kita kirim ke media cetak? Terima kasih.

Jawaban Pak Akbar:
Kalau artikel, hanya boleh dikirim ke satu media, baik online maupun offline. Majalah online-nya apa? Kecuali kalau di Blog sepeti Kompasiana, boleh dikirim ke media massa yang lain. Beberapa tulisan saya di Kompasiana diminta oleh  media untuk diterbitkan.
Jejak inspirasi malam ini Dahsyad, bagaimana tidak diakhir ada tantangan motifasi yang diberikan bagi yang memesan buku dapat tanda tangan langsung dari Pak Akbar Zainudin plus Pelatihan dan Mentoring Personal selama 30 hari dalam menulis buku.Keren Bukan?

Pesan Pak Akbar Zainudin menutup Materi 
Terus berlatih menulis, menulis, dan menulis. Berdisiplin saja setiap hari, nanti tau-tau tulisan kita akan banyak, akan lebih baik, dan tau-tau jadi buku. Happy Writing.
Salam Man Jadda Wajda.

Trima kasih Pak Akbar Zainudin semoga umur panjang dalam kesehatan yang baik, Berkah dan barokah segala yang lakukan aamin, terima kasih juga Om Jay untuk terus memotifasi dan memfasilitasi kami , semoga Allah balas dengan limpah barokah.Aamiin



3 komentar:

  1. Yth Bapak dan Ibu Peserta belajar Menulis, Mohon tuliskan alamat link blog anda ke bagian komentar tulisan ini, https://membangunpersonalbranding.blogspot.com/2020/04/inilah-proses-menulis-dan-menerbitkan.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. trima kasih om Jay, sudah saya komentari

      Hapus
  2. Wuiiiihhh, ,mantab bener

    BalasHapus

POSTINGAN LAINNYA