Materi ke 7 dalam
kegiatan Belajar Online Menulis bersama Om Jay kali ini menghadirkan Penulis
Buku yang berkiprah sebagai penulis buku motifasi yang berjudul Man Jadda Wa Jadda the Story of A Writer Pak Akbar
berkat Man Jadda Wajada bisa keliling ke-33 Provinsi di Indonesia. Satu
yang belum; PAPUA. Mudah-mudahan setelah lebaran bisa ke Papua. Merupakan
motifator nasional, mentor menulis, dan juga memiliki hobbi jalan jalan dan
pecinta kuliner.Merupakan lulusan pesantren Gontor, dan S3 Doktor Manajemen
SDM, Universitas Negeri Jakarta tahun 2015. Hobbi menulis ditekuninya sejak SMA saat Sebagai Santri di Gontor.
Dilanjutkan pada saat mahsiswa.
Menulis buku
pertama tahun 2008, yang diterbitkan Gramedia, Man Jadda Wajada. Hingga
sekarang, sudah 13 buku yang ditulis. Hampir semua tentang motivasi.
Materi malam ini diulas
melalui tayangan vidio berdurasi 10 menit dengan Tema 6 Langkah Menulis Buku.Proses penulisan buku mulai dari
ide sampai ke penerbit. Ada enam langkah menerbitkan buku yang pak Akbar singkat menjadi TOJTRP.
Berikut Ulasan 6 Langkah
Menulis Buku
Langkah pertama adalah T. Tentukan TEMA tulisan. Setiap buku harus punya tema besar, baik
buku fiksi maupun non fiksi. Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal
tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme,
cara belajar, dan sebagainya. Kalau buku yang ditulis Pak Akbar, kebanyakan
adalah buku-buku motivasi. Kalau buku Om Jay, buku-buku pendidikan. Dan
sebagainya.
Langkah kedua adalah O. Buatlah OUTLINE atau
DAFTAR ISI.
Gunanya outline:
1. Agar tulisan kita terarah.
2. Bisa buat jadwal dan target.
3. Menghindari "ngeblank" pada
saat menulis.
4. Agar bukunya selesai.
Kalau tidak ada daftar
isi, akan sulit untuk buku bisa selesai.
Langkah ketiga adalah J. Buatlah jadwal penulisan.
Kalau daftar isi
sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat
jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah
jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai. Dengan kita membuat jadwal,
maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan
kita.
Langkah keempat adalah T. Tuliskan.
Outline sudah
ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan
jadwalnya. Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah
tulisan kita akan selesai atau tidak. Tulis dan selesaikan semua judul artikel
terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.
Langkah kelima adalah R, REVISI.
Revisilah tulisan
kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai
sempurna. Kalau kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa. Tahap pertama adalah
menyelesaikan semua draft buku. Tahap kedua, baru revisi. Apa saja yang
direvisi?
1. Data dan
informasi yang kurang.
2. Tata Bahasa
3. Gaya Tulisan.
Disamakan dari awal hingga akhir.
4. Judul-judul
artikel. Buatlah judul-judul yang menarik
Ingat baik-baik.
Jangan terpaku dengan satu judul artikel sampai sempurna. Selesaikan saja semua
draft bukunya, apapun bentuknya. Setelah draft selesai, baru direvisi.
Apa yang menjadi pertimbangan penerbit?
Paling utama adalah bukunya laku atau
tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca.
Apakah pembaca butuh buku kita?
Siapa yang butuh? Berapa banyak orang yang
butuh?
Buku kita menjawab kebutuhan apa?
Semakin besar kebutuhan masyarakat akan
buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar.
Karena itu, sebagai penulis kita mesti
memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca.
Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan
buku kita dari buku sejenis.
Apa kelebihan kita dibandingkan dengan
buku sejenis?
Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini.
Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit.
Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa
yang akan Anda lakukan untuk membantu pemasaran buku?
Harus punya jawabannya.
Apakah perlu membayar kepada penerbit?
Kita tidak perlu membayar ke penerbit.
Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku
yang terjual.
Bagaimana cara mengirim naskah?
1. Naskah harus sudah jadi.
2. Diprint, dikirim dengan hard copy dan
soft copy dalam bentuk CD atau Flash Disk
Berapa lama?
Kabar diterima atau tidak sekitar 3 bulan.
Itulah 6 hal penting yang harus dilalui
untuk menjadikan impian kita memiliki buku sendiri yang harus kita lakukan,
penekanannya adalah DISIPLIN sekeren apapun ide
yang sudah dibuat, sebagus apa pun Outlinenya tapi jika tidak disiplin
dalam mematuhi jadwal yang kita buat maka akhinya juga akan ZONK.
Beberapa pertanyaan yang akan menambah
wawasan menulis kita yang dibahas dalam grup belajar menulis malam ini
meninggalkan jejeak jejak inspirasi yang layak untuk kita pahami.
Pertanyaan 1
Assalamualaikum
pak Akbar. Saya sangat bahagia bisa gabung dengan salah satu penulis best
reseller MAN JADA WAJADA. Alhamdulillah, saya sudah nonton video
langkah-langkah menulis yg bapak share. Pertanyaan saya, Bagaimana cara membuat
tulisan yang menarik? karena saya sudah coba beberapa kali menulis, rasanya
sangat sulit pak. Tidak seperti bapak atau om jay yg menulis itu udah ngalirrr.
Dan selalu kerenn hasilnya. Jd ngilerrrr..
Aam Nurhasanah, Gajrug, Lebak-Banten
Terima kasih teh Aam Nurhasanah.
Jawaban Pak Akbar :
Kalau mau tulisannya
menarik, jangan dibuat mendorong. Semua adalah tentang jam terbang dan latihan
terus menerus. Saya dan Om Jay sudah latihan berpuluh-puluh tahun. Hampir tiap
hari menulis. Kalau saya hitung dari setingkat kelas 2 SMP saya sudah mulai
belajar menulis. Jadi, hampir 30 tahun tidak berhenti menulis. Menulis adalah
keterampilan. Semakin sering dilatih, akan semakin enak dibaca orang. Nah,
sudah tahu rahasianya kan? Banyak-banyak berlatih. Luangkan waktu setiap hari
30-60 menit. Nanti tau-tau tulisan kita sudah bagus, tau-tau kita sudah punya
naskah buku, tau-tau buku kita terbit. Happy writing.
Pertanyaan
2
Outline/ struktur
daftar isi untuk naskah fiksi dan non
fiksi?
Verdy Probolinggo
Jawaban Pak Akbar
Naskah Non Fiksi:
1. Opening/Pendahuluan. Berisi latar
belakang, tujuan dan juga maksud penulisan.
2. Isi Naskah. Biasanya berisi
teori-toeri, peristiwa aktual, analisis terhadap peristiwa, How To (Tips and
Trick).
3. Kesimpulan dan Penutup.
Kalau FIKSI;
1. Tokoh
2. Karakter Tiap Tokoh
3. Alur atau plot Cerita
4. Klimaks dan Ending Cerita
Pertanyaan 3
Salam kenal dari Karimun Pak Akbar
Pertanyaan saya.
1. Seandainya naskah yang sudah kita kirim
ke penerbit tidak diterima apakah naskah itu dikembalikan?
2. Biasanya apa yang membuat naskah kita
tidak di terima oleh penerbit?
Rosmalinda
Karimun,
Kepri
Jawaban Pak Akbar :
1. Ada yang dikembalikan, ada yang tidak.
Tetapi semuanya akan diberitahu baik lewat email ataupun telepon. Kalau naskah
ditolak, diperbaiki saja. Lalu kirimkan ke penerbit yang sama atau ke penerbit
lain. Ada satu naskah saya ditolak, saya perbaiki, lalu saya kirim ke penerbit
lain, alhamdulillah diterima.
2. Pertimbangan utama, biasanya penerbit
melihat tidak cukup segmen pembelinya. Artinya secara bisnis tidak
menguntungkan. Atau, pembacanya ada, tetapi naskah kita dirasa tidak cukup
menarik pembaca untuk membeli.
Pertimbangan penerbit yang paling utama
adalah bisnis; bukunya laku atau tidak.
Pertanyaan 4
Aslmkm...mhn
pencerahannya..apakah kita harus fokus pada satu TEMA atau blh berubah..misal
tema kita fokus saja tentang motivasi..pendidikan...sosial dsb..tks
Jawaban Pak Akbar:
Ini tentang
Branding. Kalau saya lebih suka satu tema, biar branding kita jelas. Boleh 2-3
tema, tetapi yang terkait. Kalau kita ingin dilihat sebagai ahli pendidikan,
menulislah selalu tentang pendidikan. Kalau saya, adalah motivasi dan
pengembangan diri, maka hampir semua tulisan saya tentang motivasi dan
pengembangan diri. Saya sebenarnya ada basic tentang agama dan pemasaran. Namun
demikian, kalau tidak terkait dengan motivasi dan pengembangan diri, maka saya
tidak tuliskan. Fokus. Menurut saya.
Pertanyaan 5
Setelah saya
melihat video bpk Akbar tentang langkah-langkah membuat buku, yaitu TOJTRP,
saya sangat terkesan sekali. Selama ini saya kurang menepati jadwal untuk mulai menulis. Ketika saya mulai
menulis, saya selalu teringat pekerjaan lain yang memiliki deadline yang sama.
Kendala lain, waktu sudah di depan laptop, perasaan malas itu datang, akhirnya
ide tidak dapat keluar. Mohon saran bagaimana menumbuhkan semangat untuk menulis
sesuai dengan jadwal yang sudah saya buat. Terima kasih, dari Ibu Nani
Jawaban Pak Akbar
Terima kasih ibu
Nani. Ibu Nani tidak sendirian.
Kalau mau
disiplin, dimulai dari pembiasaan. Buat jadwal menulis secara teratur, sekitar
30-60 menit setiap hari. Kalau saya biasanya menulis sebelum subuh sampai
kira-kira jam 5.30 setiap hari. Setelah itu persiapan ke kantor. Harus ada
waktu yang dikorbankan untuk dialokasikan untuk menulis. Kapan saja boleh, bisa
pagi, siang, atau malam. Yang penting, konsisten SETIAP HARI.Dan, mulai hari
ini, hilangkan kata tapi. Kalau masih ada kata tapi, masih jauh berarti. Boleh
dicoba ibu ya. Nanti kabari saya hasilnya bulan depan.
Adakah batasan
tipis tebalnya suatu buku yg dpt diterbitkan...atau harus berapa judul minimalnya..trims...pak
Akbar.
Jawaban Pak Akbar:
Biasanya, buku
yang diterbitkan sekitar 100 halaman minimal. Rata-rata itu sekitar 200-300
halaman. Kalau diukur dari karakter, sekitar 40.000-60.000 karakter di
komputer.
Pertanyaan 7
Pertanyaan saya
pak.. Apakah satu buku itu boleh beda2 judul.dan apakah judul satu artikel dg
judul artikel berikutnya ada hubungannya.?
Jawaban Pak Akbar:
Ada namanya bunga
rampai atau antologi tulisan. Ini dalam satu judul bisa berbeda-beda tema. Kalau
saya sarankan, satu buku untuk satu tema. Judulnya bisa berbeda-beda, tetapi tetap
mengacu pada satu tema tertentu. Tujuannya apa, biar pembaca menangkap maksud
buku secara keseluruhan.
Pertanyaan 8
bagaimana
menyiasati dalam mengatur daftar isi dan
jadwal yang sudah dituliskan, ternyata di tengah jalan terganggu atau tergoda
dengan artikel lain, padahal daftar isi sudah dibuat dan jadwal sudah disusun,
mohon jawaban
Jawaban Pak Akbar:
Tahan godaan.
Perbanyak istighfar biar tidak tergoda. Kalau sudah punya jadwal, kan kita sudah tahu target menulisnya misalnya
satu minggu satu artikel. Kalau di tengah jalan ada terpikir mau menulis satu
artikel yang lain, tidak masalah. Yang penting, jadwal yang sudah kita tuliskan
masih bisa kita kejar. Fokuslah pada target. Daftar isi itu bisa berubah-ubah
menyesuaikan dengan pemikiran kita. Jadwalnya juga bisa menyesuaikan kalau ada
pemikiran lain. Intinya, boleh menulis tulisan lain asal jadwal yang sudah kita
buat tetap bisa kita jalankan.
Pertanyaan 9
Saya ingin bertanya dengan materi yang
bapak berikan, terkait Penerbit :
1. Gimana cara kita untuk meyakinkan
penerbit agar buku kita bisa d terbitkan pak?
Apakah bisa kita yg notabene blm punya pnglmn
n pnghrgaan dlm mnulis bisa d terima oleh penerbit?
mohon arahannya terima kasih
Jawaban Pak Akbar
1. Yakinkan buku kita akan laku. Buatlah
gambaran siapa yang akan beli buku kita dan berapa banyak yang kira-kira akan
terjual.
2. Sodorokan apa yang akan kita lakukan
untuk membantu proses pemasaran buku.
Pertanyaan 10
Bagaimana cara
membuat judul yg menarik agar pembaca tertarik dan mau membaca
Jawaban Pak Akbar :
Judul yang Menarik.
1.
Provokatif. Misalnya; Tips Sukses Belajar. Ini terlalu biasa. Buatlah lebih
Provokatif.
Misalnya: "Kamu Gagal Terus? Ini Cara
Praktis Lulus Ujian" Dan sebagainya.
2. Jelas, Tegas, dan Sederhana.
3. Kalau Judul Buku, biasanya terdiri dari
3 Kata buat Judul, kalau banyak, untuk sub judul.
MAN JADDA
WAJADA:The Art of Excellent Life, Itu contohnya.
Pertanyaan 11 :
1.Bagaiman cara mengetahui kualitas
tulisan ilmiah dan dapat di terima oleh pembaca umum...
2.cara menulis spy dapat lissensi dr ISSN
/ISBN
Rahmat Danu Raharjo, S. Pd., M. Pd.
Jawaban Pak Akbar :
Saya pernah
ditolak di salah satu penerbit karena naskahnya kurang lengkap. Setelah saya
lengkapi, saya kirim ke penerbit lain, akhirnya diterima. Setelah buku saya
diterbitkan Gramedia, hampir semua penerbit lain menerima naskah buku saya,
bahkan mereka yang meminta untuk dituliskan. Karena standar penerbitan di
Indonesia memang Gramedia Grup. Susah? InsyaAllah kalau tulisan kita bagus,
akan diterima.
Pertanyaan 12 :
Apa kendala yang
besar bagi penulis pemula dalam menulis? suheri, Cikupa tangerang
Jawaban Pak Akbar :
Pak Suheri,
kendala utamanya adalah MALAS. Coba bisa melawan rasa malas, pasti sudah terbit
bukunya. Boleh dicoba, lawan rasa malas, terus belatih, pasti tulisan kita akan
jauh lebih baik setahun mendatang. Berlatihnya SETIAP HARI.
Pertanyaaan 12:
Dalam menyusun outline, apakah membutuhkan
pendapat orang lain? Bagaimana jika
ingin merevisi outline, apakah boleh?
Jawaban Pak Akbar :
Outline itu
gambaran dasar. Jadi sangat memungkinkan untuk berubah. Boleh berubah. Yang
penting, jadwal penulisannya ikut diubah juga. Akan bagus sekali kalau dalam
menulis outline meminta masukan dari teman-teman. Semakin banyak masukan, akan
semakin kaya. Asal jangan semakin bingung. Kalau banyak masukan, dan bingung,
bismillah, tentukan saja dan mulailah menulis. Kalaupun ada perubahan di tengah
menulis, tidak apa-apa, yang penting sudah ada outline awalnya.
Pertanyaan 13 :
Assalamu'alaikum
om Jay, materi malam ini adalah langkah-langkah menulis buku, sangat memotivasi
saya orang awam yang baru mau memulai latihan menulis. Yang saya tanyakan
adalah apakah dalam menulis buku, sebaiknya temanya mengikuti perkembangan
zaman atau tidak?
Jawaban Pak Akbar :
Ada buku-buku
yang namanya buku untuk season tertentu. Misalnya kalau mau Pemilu, buku-buku
tentang tokoh akan banyak bermunculan. Ada juga buku-buku dengan tema yang
"abadi", misalnya buku-buku referensi, motivasi, how to, dan
sebagainya. Terma-tema ini bisa ditulis kapan saja. Tentu saja harus mengikuti
perkembangan zaman. Apalagi kalau menulis tentang How To, perlu sekali
menyesuaikan dengan keadaan sekarang.
Pertanyaan 14:
Kalau kita ingin
membuat buku kumpulan cerpen anak,
apakah temanya harus satu atau boleh beda (yang penting cerpen anak
gitu) dan apakah harus buat outline dulu?Makasih,
Siti F R Simamora
Tanjungbalai, Sumut
Jawaban Pak Akbar :
Kalau cerpen, temanya tidak harus satu.
Boleh kumpulan cerpen.
Tetap harus buat
outline biar cerpennya bisa bervariasi. Tidak monoton hanya satu cerita. Outline
juga penting buat jadwal dan target.
Perkenalkan pak, saya noralia dari
Semarang.
1. 1. Jujur
pak, saya paling lemah jika membuat tulisan fiksi, padahal sangat suka membaca
novel, komik, dan sejenisnya. Tetapi jika diminta menulis tulisan fiksi,,mesti
bahasanya dan alurnya amburadul. Malah cenderung pasaran ceritanya. Adakah kiat
khusus jika ingin menulis tulisan fiksi yang bagus pak?
2.
2.
Saya lebih prefer menulis jika non fiksi. Saya suka dengan teman2 keilmuan,
pendidikan, sains,,mungkin karena basic keilmuan saya adalah alumni MIPA. Dan
Alhamdulillah selama mahasiswa ada beberapa karya tulis saya yang mendapat
penghargaan dan dibiayai Dikti.
3.
Pertanyaan
saya dari kumpulan karya tulis saya ini,apakah bisa dibukukan pak? Jika bisa,
apakah hasil riset nya juga perlu ditampilkan juga?ataukah hanya sekedar pemaparan
teori saja.
4.
Terima
kasih
Jawaban Pak Akbar :
Menulis itu;
1. Yang paling dikuasai
2. Yang paling disenangi
Jadi, menulis itu bagian dari sesuatu yang
membahagiakan. Jangan dibuat stress.
Sebenarnya tidak
masalah mau menulis fiksi atau non fiksi. Yang penting kita senang menulisnya.
Kalau buku Non
Fiksi, ada buku-buku yang sifatnya referensi. Ini akan bagus kalau disertakan
penelitiaannya dan sumber-sumber ilmiahnya secara lengkap.
Kalau buku yang
bersifat umum, hasil penelitian dan hal-hal yang bersifat jurnal ilmiah perlu
dibahasakan ulang dengan bahasa yang populer.
Kumpulan karya
tulis bisa dibukukan dengan berbagai penyesuaian. Buat outline terlebih dahulu,
lalu petakan mana karya tulis lama yang bisa masuk outline ini dan mana yang
tidak bisa masuk. Kalau tidak bisa masuk, jangan dipaksakan.
Pertanyaan 16:
Mau nanya Pak
Akbar, berapa kata judul yg baik apa ada pembatasan.
Jawaban Pak Akbar :
Judul buku
biasanya 3 kata. Kalau kata-katanya lebih banyak, dijadikan sub judul. Buku
saya; UKTUB:Panduan Menulis Buku dalam 180 Hari.
Pertanyaan 17
Saya pernah
mengirim naskah tapi judulnya diganti total oleh penerbit katanya biar lebih
menjual.. bagaimana menyikapi nya pak.
Ridwan Nurhadi
Jawaban Pak Akbar:
Tugas editor
memang seperti itu. Kalau ada yang kurang menarik, diganti. Beberapa judul saya
disesuaikan oleh penerbit. Kita ikuti saja. Bahkan beberapa judul artikel ada
yang minta dibuang, diubah, atau ditambahkan, kita ikuti saja.
Pertanyaan 18
Jurus jitu untuk
ibu2 yg berkarir dan memiliki kewajibn sbg IRT untuk melawan rasa malas dalam
menulis di era 4.0 ini apa ya?
Anis JATIM
Jawaban Pak Akbar:
Era 4.0 menuntut
disiplin diri yang tinggi. Mohon ibu buat jadwal setiap hari: kapan urusan
rumah tangga, urusan suami, urusan anak-anak, dan kapan untuk menulis. Dijadwalkan
30-60 menit SETIAP HARI. Saya yakin pasti bisa menjadi penulis handal. Mohon
dicoba ya Ibu.
Pertanyaan 20
Assalamualaikum,
perkenalkan saya nurrifda dari karimun kepri.
Jika penerbit
tidak menerima naskah kita karena kurang lengkap, dan selanjutnya kekurangannya
dilengkapi. Apakah boleh mengirimkan naskah yang sudah lengkap kepenerbit yang
sama atau harus cari penerbit lain?
Jawaban Pak Akbar:
Pilihan ada pada kita, boleh mengirim ke penerbit yang sama atau dikirim ke penerbit lain. Kalau saya dulu bertekad, apapun yang terjadi, walaupun ditolak berkali-kali, saya akan terbitkan di Gramedia. Alhamdulillah diterima. Yang tidak boleh adalah mengirim satu naskah yang sama ke beberapa penerbit dalam satu waktu. Tunggu dulu apakah diterima atau ditolak, baru dikirim ke penerbit lain.
Pilihan ada pada kita, boleh mengirim ke penerbit yang sama atau dikirim ke penerbit lain. Kalau saya dulu bertekad, apapun yang terjadi, walaupun ditolak berkali-kali, saya akan terbitkan di Gramedia. Alhamdulillah diterima. Yang tidak boleh adalah mengirim satu naskah yang sama ke beberapa penerbit dalam satu waktu. Tunggu dulu apakah diterima atau ditolak, baru dikirim ke penerbit lain.
Kalo penerbit menolak itu biasa nya di
kata kan gak kelemahan tulisan kita??
Atau mkn lebih ke request komersial gitu ya?? Tak akan bisa menjadi idealisme
sendiri kalo begitu ya.. harus ikut aturan main.. atau ikit arus para konsumen
kalo begitu ya. Pertamyaan nya .. jika inhin menulis idealisme tentang sesuatu. Yg menurut umum ini salah.
Misalnya.... tapi ingin di terima di terbitkan gimana tah?bisa gak ya?
Kalau mau menulis
sesuai idealisme, cari penerbit yang memang juga idealis. Menerbitkan memang
untuk menyebarkan gagasan.
Namun demikian,
biasanya bukan penerbit besar. Kalau penerbit besar, memang harus kompromi
dengan keinginan pasar. Atau, diterbitkan sendiri.
Pertanyaan 21
Assalamuallaikum
pak, bagaimanakah kiat-kiat menghilangkan rasa malas saat kita ingin menulis.
Trima kasih
Jawaban Pak Akbar:
1. Buat target
2. Buat jadwal harian jam berapa menulis
3. Jangan menunda
4. Paksakan
Pertanyaan 22
Assalamualaikum,
saya unih dari subang, pa Akbar sudah menulis sejak SMA dan buku pertamanya
tahun 2008 kalau ga salah, waktu bapa masih SMA belajar menulisnya sama siapa
apakah ada gurunya kalau boleh tahu siapa gurunya? atau karena kerja keras
sendiri cari sendiri dan usaha sendiri. Ide ide muncul dari membaca atau dari
mana bisa menjadi penulis yang hebat. Maaf jika pertanyaannya kurang berkenan.Mohon maaf. Saya Wiwin dari Subang.
Jawaban Pak Akbar:
Menulis itu
memang butuh mentor.Dari dulu, saya punya mentor menulis. Guru saya. Di
pesantren. Selalu menyemangati saya untuk menulis. Dulu, menulisnya di majalah
dinding dan majalah siswa. Pas mau buat buku, ada beberapa mentor saya untuk menulis
buku. Silakan cari mentornya. Menulis dan membaca adalah dua hal yang tidak
bisa dipisahkan. Harus banyak membaca kalau ingin tulisannya bagus. Dengan
banyak membaca, kita bisa lebih banyak perbendaharaan kata. Bapak ibu jadilah
mentor untuk anak-anaknya ya..
Pertanyaan 23
Jika naskah kita
pernah diterbitkan di majalah online bolehkah kita kirim ke media cetak? Terima
kasih.
Jawaban Pak Akbar:
Kalau artikel,
hanya boleh dikirim ke satu media, baik online maupun offline. Majalah
online-nya apa? Kecuali kalau di Blog sepeti Kompasiana, boleh dikirim ke media
massa yang lain. Beberapa tulisan saya di Kompasiana diminta oleh media untuk diterbitkan.
Jejak inspirasi
malam ini Dahsyad, bagaimana tidak diakhir ada tantangan motifasi yang
diberikan bagi yang memesan buku dapat tanda tangan langsung dari Pak Akbar Zainudin plus Pelatihan
dan Mentoring Personal selama 30 hari dalam menulis buku.Keren Bukan?
Pesan Pak Akbar Zainudin menutup Materi
Terus berlatih menulis, menulis, dan menulis. Berdisiplin saja setiap hari, nanti tau-tau tulisan kita akan banyak, akan lebih baik, dan tau-tau jadi buku. Happy Writing.
Salam Man Jadda Wajda.
Trima kasih Pak Akbar Zainudin semoga umur panjang dalam kesehatan yang baik, Berkah dan barokah segala yang lakukan aamin, terima kasih juga Om Jay untuk terus memotifasi dan memfasilitasi kami , semoga Allah balas dengan limpah barokah.Aamiin
Yth Bapak dan Ibu Peserta belajar Menulis, Mohon tuliskan alamat link blog anda ke bagian komentar tulisan ini, https://membangunpersonalbranding.blogspot.com/2020/04/inilah-proses-menulis-dan-menerbitkan.html
BalasHapustrima kasih om Jay, sudah saya komentari
HapusWuiiiihhh, ,mantab bener
BalasHapus