Rabu, 08 April 2020

Frekuensi jejak Inspirasi VIII (Menulis tanpa Ide)


Materi dengan tema “Menulis Tanpa Ide” dengan pemateri Bapak Budiman Hakim Seorang pegiat literasi, yang mengawali karir sebagai copyweiter di beberapa Advertising yang selanjutnya berhasil membangun agency sendiri yang bernama MACS909 dan menduduki jabatan sebagai Creative Advisor.Juga sebagai Story telling terbaru dan menulis tanpa ide.
Diskusi materi Menulis  tanpa ide ini dibuka oleh Om Jay dan dimoderatori oleh bapak Bambang , “Selamat malam teman teman semua, Nama saya budiman Hakim, biasa dipanggil Om Bud,Orang periklanan manggil saya Om Bud, Anak anak saya memanggil  saya om Bud, Istri saya manggil saya Om Bud, Bahkan mertua saya juga manggil Om Bud.” Hahahah perkenalan yang berkesan...begitulah Pak Budiman oop Om Bud mengenalkan dirinya.Jadi ini juga penegasan bahwa Om Bud lebih senang disapa dengan sebutan Om Bud.



Bagaimana kita menentukan sebuah tulisan itu menarik atau tidak?

Mudah Saja! Menurut Om Bud tulisan yang bagus adalah yang mampu menggugah EMOSI pembacanya. Cara menilainya cuman dengan 1 pertanyaan: Apakah buku kita mampu membuat pembaca terbahak bahak.Artinya ketika orang menangis atau tertawa, maka disitulah saat tulisan kita mampu menggugah EMOSI pembacanya.Jadi kata kuncinya adalah ‘EMOSI’.

Kelihatanya mudah saja bukan? Sayangnya pelaksanaanya tak semudah itu.Ketika kita ingin menulis seringkali kita tak memiliki ide, orang-orang banyak yang mengistilahkan kondisi ini dengan writers block.

Bagaimana mengantisispasi kondisi Writers Block?

Untuk mengantisipasi hal ini, ada dua hal yang bisa kita lakukan, yakni:
1.       Memanfaatkan Emosi
Metode ini  disebut Om Bud sebagai metode CERPENTING singkatan dari Cerita Pendek Tidak penting) hahahah. Caranya sangat sederhana hanya dengan menuliskan semua perubahan emosi dalam kehidupan kita sehari-hari.Cerpenting adalah metode menuliskan peristiwa peristiwa remeh yang terjadi di sekeliling kita.Meski ceritanya sepele tapi ternyata kita tertawaatau terharu dengan kata lain emosi kita terguggah.Perlu dipahami benar  , bahwa ceritanya benar-benar tidak penting

Seperti apa bentuk cerita yang tidak penting itu?
Jika kalian menuliskan dilema diajak pacara untuk pindah agama maka itu cerita penting.Kalo kalian bercerita tentang anak yang terpengaruh temannya nyoba nyoba narkoba maka itu cerita penting.Lalu bagaimana bentuk cerita tidak penting itu.?
Cari cerita yang paling remeh tapi membuat kita tertawa , marah, terharu, pokoknya semua rasa yang menggugah emosi kita. Misalnya yang punya anak kecil pastinya sering ngakak melihat kelucuan anaknya. Atau lagi naik motor terus keabisan bensin sementara kita lupa bawa duit gak sempet ke ATM, udah jauh jauh mendorong motor pas sampai ternyata mesin ATMnya rusak hahahah.Ngeselin kan? TULISKAN!
Pokoknya pengalaman remeh apapu yang membuat emosi kita tergugah ,TULISKAN!

Menuliskan CERPENTING itu manfaatnya SANGAT PENTING
Kalimat yang kontras bukan?
Menulis cerpenting memang menuliskan sesuatu yang TIDAK PENTING tapi manfaatnya SANGAT PENTING.Kenapa?Kalo kita bisa menggugah emosi pembaca dengan topik yang sangat sepele, apalagi kalo kita menuliskan hal yang SANGAT PENTING. Jika sudah terbiasa menulis cerpenting maka kita akan selalu mendapat pemicu untuk menulis. Gunakan menulis hal hal yang tidak penting itu sebagai latihan menulis yang menyenangkan , dan kita mengalaminya sendiri jadi ngak ada salahnya kita abadikan. Menulis itu persis ketika kita memasak , supaya tambah enak tambahkan bumbu-bumbu.

Kerennya CERPENTING
Silahkan baca cerpenting Versi Om Bud berikut apakah menggugah emosi kalian???

BACA BUKU LOMPAT-LOMPAT

Sedang asyik makan Ifumi di sebuah resto kecil di Senayan City, tiba-tiba seorang perempuan datang mengagetkan saya.

“Om Bud. Wah, kok bisa ketemu di sini kita,” kata Indri. Dia adalah temen saya di industri periklanan.
“Hey, Indri. Pakabar lo?” tanya saya lalu cipika-cipiki dengannya.
Dengan cuek Indri langsung bergabung di meja saya lalu berkata, “Om Bud, gue udah baca buku lo yang judulnya STORYTELLING. Bagus banget! Gue suka.”
“Kok bisa bilang bagus? Emang lo udah abis bacanya?” tanya saya.
“Belom, sih,” katanya, “Abis gue bacanya lompat-lompat.”
Saya berhenti menyuap ifumi, memegang pundaknya lalu berkata, “Lain kali kalo baca buku, lo harus duduk. Kalo lompat-lompat ya susah nyelesainnya.”

“HAHAHAHAHAHAHAHA….Gila lo!!!”

Gimana? Sama sekali tidak penting bukan ? tapi Lucu kan ? begitulah cerpenting mampu menggugah emosi kita, selain itu cerpenting juga bisa menjadi ide menarik untuk kita membuat konten diyoutube ,posting di FB ataupun di IG. Inilah Manfaat Luar biasa dari Cerpenting.kalo perlu setiap kali  kita tergugah emosinya langsung di tuliskan ,simpan dilabtop dan beri nama “SUMBER IDE” setiap kali kita mencari ide untuk menulis kita bisa mengambil inspirasi dari ide itu.

2.       Memancing Emosi
Metode yang kedua adalah memancing emosi . Pernah kalian mendengar orang ngomong”Jangan tunggu kaya lalu baru mau berderma.berdermalah dulu maka in sya Allah akan menjadi kaya.”  Atau kalimat” Jangan menunggu bahagia lalu baru tersenyum. Tersenyumlah maka kebahagiaan akan datang padamu." Dan masih banyak lagi motifasi dengan formulasi  kalimat kalimat seperti diatas.
Menurut Om bud, sepanjang pengalaman menulis, saya juga menemukan RAHASIA cara menulis tanpa ide. Dan setelah saya coba tuliskan rahasianya, ternyata FORMULASInya persis sama dengan formulasi kalimat-kalimat motivasi di atas, bunyinya seperti ini  "JANGAN MENUNGGU IDE DATANG LALU BARU MENULIS. MENULISLAH DULU MAKA IDE AKAN DATANG PADAMU."

Bagaimana kita menulis kalo belum ada ide?



Perlu saya tekankan bahwa: IDE ITU GAK BOLEH DITUNGGU. IDE ITU HARUS DIPANCING.Mancingnya gimana? Coba perhatikan sekeliling kalian?
-          tuliskan benda-benda yang kita tangkap melalui pancaindera.
-          Kemudian gabungkan dan susun semua benda tadi menjadi satu kesatuan dalam beberapa kalimat.
-          Dengan menuliskan apa yang ditemukan oleh pancaindera, tulisan tersebut akan berfungsi menjadi pemicu supaya ide datang.
Itulah metode menulis tanpa ide .Metode ini sudah dipraktekkkan langsung Om Bud dengan temannya Kang Asep yang juga seorang penulis. Suatu hari Kang Asep mencoba memperaktekkan metode ini. Kang Asep saat itu sedang berada di kamarnya dan berniat hendak menulis sesuatu. api sayangnya Kang Asep idenya lagi mandeg. Kang Asep duduk di depan laptopnya yang sudah menyala dari tadi tapi masih saja kosong tanpa satu huruf pun di atasnya. Kang Asep memandang ke sekeliling kamar dan mengamati benda apa saja yang terdapat di kamarnya. Setelah itu dia menuliskan benda-benda yang ditemukannya. Benda-benda tersebut adalah :
1. PRINTER
2. KERTAS
3. DINDING
4. AC
5. JAM
6. LAPTOP

Setelah itu, Asep mulai mengetik. Dia menyusun kalimat yang menghubungkan semua benda tadi.
Dan beginilah hasilnya :
"PRINTER warna hitam di depanku menungguiku kaku, ditemani KERTAS-KERTAS kosong  yang berserakan di sekitarnya. Aku lihat DINDING tampak pucat, barangkali kedinginan karena berjam-jam disembur AC yang begitu angkuh. JAM menunjukkan pukul 2 pagi. Tapi layar LAPTOPKU masih juga kosong. Dan hingga detik ini, tak satupun ide bergairah menghampiri."

Asep mengaku belum punya ide untuk menulis. Tapi dia telah memiliki sebuah tulisan yang sangat bagus. Luar biasa, kan? Satu hal yang perlu dicatat bahwa Asep baru memanfaatkan INDERA PENGLIHATAN. Padahal kita masih mempunyai indera penciuman, pendengaran, pengecapan dan peraba sebagai device untuk bereksplorasi. Semua yang ditangkap panca indera sangat berpotensi untuk membuat tulisan pemancing ide.
Misalnya:
 kentongan satpam komplek yang sedang memukul tiang listrik,  (pendengaran)
bau Indomie yang sedang dimasak oleh teman kos-kosan kita, (penciuman)
rasa kopi yang ternyata sudah kadaluwarsa, (pengecapan)
rasa jijik ketika seekor kecoak berjalan di atas kaki kita (perabaan)
Masih banyak yang lainnya. Meskipun belom punya ide. Nyalakanlah laptop kalian. Duduk di depannya. Buka software WORDS. Taruh jemari kalian di atas tuts seakan-akan kalian sudah mendapat ide untuk ditulis. Intinya adalah biasakan menulis dulu tanpa perlu menunggu ide datang. Ketika ide sudah terjaring barulah kita kemas menjadi tulisan yang menarik.

Seperti Kang Asep, Om Bud  memandang ke sekelilingnya. Kemudian memilih pilih 6 benda yang tertangkap pancaindera. Kalo bisa pilih 6 benda. Itu jumlah yang ideal. Kalo kurang takutnya kedikitan. Kalo lebih ntar kita kebingungan sendiri karena kebanyakan. Dan benda-benda yang dipilih pilih adalah
Sepatu tua
Kasur
kulkas
Pintu
handuk
Pancuran
Tanpa membutuhkan waktu lama, mungkin cuma beberapa menit, terciptalah tulisan sebagai berikut ini:

Brak! PINTU kamar tidur kudorong dengan kuat sehingga menimbulkan suara menggelegar. Aku terlalu capek sehingga langsung kubanting tubuhku di atas KASUR yang empuk. Kepalaku mau pecah rasanya karena letih.

“Aku benci sama kamu!!!” Tiba-tiba terdengar suara mengagetkanku..

Aku mencari suara tersebut ternyata datangnya dari SEPATU TUA yang sedang mojok di sudut kamar, di samping KULKAS.

“Kenapa kok benci?” tanyaku terheran-heran kok sepatu itu bisa berbicara.

“Sejak kau memiliki sepatu baru, kau tidak pernah peduli lagi padaku. I hate you!!”

Hah? Sepatu lamaku cemburu dan merasa dicampakkan. Aduh! Apakah aku sudah gila?

“I HATE YOU!!!!!!”””
               
Dengan cepat aku berdiri meraih HANDUK lalu masuk ke kamar mandi. Barangkali guyuran air dingin dari PANCURAN bisa menyegarkan tubuh dan pikiranku. Bismillah….

Menulis itu Sebuah Proses

Wah keren sekali bukan? Hanya dengan memanfaatkan alat indra yang kita miliki ide menulis itu datang.
Menulis itu sebuah proses. Menulis bukan skill yang bisa diperoleh dalam waktu semalam. Jadi kita memang harus berlatih. Berlatih memang sebuah periode yang membosankan. Itu sebabnya metode ini saya ciptakan supaya proses latihan jadi menyenangkan. Kita seperti lagi melakukan permainan 6 kata. Situasinya fun tapi berpotensi menjelma menjadi tulisan yang berkualitas master piece.

Itulah jejak inspirasi yang kita dapat dari Om Bud ,dan masih banyak jejeka jejak inpirasi yang ditingglakan dalam diskusi ini, lahir dari pertanyaan pertanyaan yang juga layak kita pahami bersama.

Apakah dalam penulisan karya ilmiah, kalimat harus dalam susunan lengkap (ada SPO)?
Dalam penulisan ilmiah memang diperlukan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kan tetapi bahasa Indonesia sudah banyak berkembang.
strategi apa yg harus disiapkan oleh penulis ?
Ada banyak variasinya. Kita bisa memakai kalimat aktif, kalimat pasif. Kita bisa memakai simbol atau metafora. Tugas berat dalam penulisa ilmiah adalah bagaimana pembaca gak bosen. Dan variasi2 di ataslah caranya.
Pilih dulu topik apa yang harus kita tulis. Saran saya pilih topik yang paling kita kuasai. Jangan sok pinter menuliskan fiksi ilmiah padahal kita kurang memahami masalahnya. Pembaca akan kecewa dan bisa jadi kita dibully habis2an...

Apakah dalam penulisan cerpenting itu ada ketentuanya..apakah hrs sekian halaman agar bs jd satu buku?Dan apakah 1 buku cerpenting itu hanya memuat cerita bahagia ,lucu, sedih saja atau blh bermacam-macam?
Kalo nulis gak usah pedulikan panjangnya berapa. Tulis dulu aja sampe selesai. Apakah jadinya 1 halaman atau 100 halaman....itu gak masalah. Yang penting apa yang ada di dalam hati kita telah terekspresikan sepenuhnya.

 Apa saja ya bumbu agar tulisan kita menarik?
Banyak. Misalnya kita bisa memakai kutipan orang lain. Kita bisa memasukkan humor ke salah satu adegan cerita yang sesuai dengan konteksnya. Dan macam-macam lagi.

Bagaimana mengubah hal remeh yg terjadi dlm kehidupan sehari-hari menjadi cerita yang menarik?
Kalo cerita remeh tersebut ternyata bisa bikin kita terharu, sedih atau ngakak, pas kita tuliskan pasti jadinya menarik. Karena cerita yang bagus adalah yg menggugah emosi. Jadi emosinya udah ada. Kita tinggal menuliskannya doang.
Menulis itu bukan untuk menyenangkan orang lain. Menulis itu adalah untuk menyenangkan diri sendiri. Kalo orang ternyata suka ya anggap aja itu bonus.

Kalau di cerpen ada twist dan di stand up comedy ada roasting. Dicerpenting apakah sama ?
Itu cuma metode aja. Kalo ternyata kita menemukan twist yang bagus silakan dipake. Kalo kita merasa itu gak membuat tulisan kita jadi bagus ya lupakan. Dalam penulisan gak usah dipikirin rumus-rumus. Karena menulis itu masalah imajinasi. Dan imajinasi itu selalu ngacak tanpa ada rumusnya.

Bagaiman cara menggugah emosi kalo suasana hati baxk tgs, apakah perlu menenangkan suasana hati dulu,Memunculkan org baca smpi ketawa itu apa perlu bakat melawak? Jika punya bahasa datar saja apa bisa org bikin ketawa?
Tulisan harus disesuaikan dengan karakter kita. Biasanya kita suka tergugah emosinya padah hal seperti apa? Pokoknya kalo kita tergugah emosinya ya tuliskan! Soal jadinya lucu, sedih, ngeseli, menghibur, marah...biarkan aja jadinya seperti apa. Pokoknya emosinya terdapat di dalamnya.

Untuk buku non fiksi ....apakah menulis tanpa ide ..ini bisa juga diterapkan secara maksimal.
Bisa dong. Karena menulis tanpa ide itu kan fungsinya untuk memancing ide.

Karena tema besar harus ada baik buku fiksi maupun non fiksi, karena tema merupakan gambaran isi buku.Lalu bagaimana kita merangkai antara ide yang satu dengan ide-ide berikutnya  agar benang merahnya  tercapai?
Dalam menulis sebuah buku ada tema besar dengan konfliknya. Namun dalam setiap bab harus ada konflik turunan/konflik yang lebih kecil namun berintegrasi denga topik besarnya. Itu yang membuat buku kita bagus karena kaya dimensi.

Saat menuliskan hal2 yg tdk penting seketika itu atau nunggu pas ada buku catatan atau kita simpan voice di hp atau bagaimana?
Kalo saya, setiap dapet emotional moment selalu saya tulis di HP. Di aplikasi Notes Samsung. Nanti kalo udah di rumah saya pindahin ke laptop dan gabungkan dalam folder 'GUDANG IDE'. Semua saya kumpulin di sana.

  
Boleh om Bud di simpulkan Kemauan lebih powerfull ketimbang ide.
Pointnya bukan keuda2nya. Point adalah bahwa kita sebagai manusia harus mempunyai creative attitude. Bahwa setiap hal-hal kecil yg kita tangkap selalu membuat kita terpicu untuk menuliskannya.

apakah Menulis cerpenting itu tetap memperhatikan kaidah2 penulisan yg ada atau bebas?lalu cerita yg kita tulis apakah hrs kejadian yg prnh kita alami atau boleh imajinasi kita
#PERCAKAPAN DENGAN CARAKA
Selepas makan siang dan sholat, saya dan teman2 caraka dan satpam biasa berkumpul di pos satpam. Ga lama berselang dating salah satu caraka bernama Jemi, lalu saya coba membuka diskusi dengan dia..
Saya : “Jem..gw nanya jujur ke lo neh..lo kl dipanggil bu Ety mau ga..kl gw mah ga bakal mau jem..”
Jemi : “loh emang kenape pak fir?..pak fir kan wakil kepsek masa di panggil kepsek bu Ety ga mau sih...”
Saya : “ sampe kapanpun gw ga akan mw dipanggil bu Ety…lo catet yee..”sambil nada agak tinggi dan yang lain bingung liat sikap saya.
Jemi : “ Jangan gitu pak fir…pak fir itu harus mw dipanggil bu Ety kapan pun…”sambil ngelus pundak saya
Saya : “Mana mau gw dipanggil bu Ety..kan nama gw Firdaus…masa dipanggil bu Ety…hahaha”
Jemi : “jiaah…dasar wakil sarpras gelo…”jalan keluar pos satpam sambil ngegerundel

Dalam penulisan kita akan memasuki dua ruangan. Yang satu ruang imajinasi. Yg lain ruang editing. Yg pertama harus kita masuki adalah ruang imajinasi. Di sini kita harus berimajinasi sebebas2nya. Lupakan tata bahasa, lupakan norma dan lupakan nilai2 apapun. Setelah cerita selesai ditulis barulah kita masuki ruang editing. Di sinilah semua tata bahasa dan nilai-nilai tadi kita masukkan. Di sinilah hati nurani menjadi sensor kita.

Saya sedang nulis kisah nyata, bolehkah disisipkan cerpenting dan memancing emosi
Boleh dong. Salah satu fungsi cerpenting memang untuk diselipkan di sudut-sudut buku kita. Itu adalah cara memaksa pembaca untuk membaca sampe habis. Karena cerpenting kan sangat menghibur. Seperti intermezo lah kira2

Bagaimana cara melatih diksi yg baik agar enak di baca... Dan mengembangkan sebuah ide / tanpa ide menjadi sebuah buku?
Melatih diksi itu masalah jam terbang. Harus latian pelan-pelan. Misalnya ada kalimat "Kau baluri lukaku dengan doa." Itu diksi yang keren, kan? Seharusnya kan membaluri luka dengan salep. Lalu didoakan supaya sembuh. Jadi kita bisa menggunakan kata yang tidak biasa dengan menggunaka kata kerja dari subyek yang berbeda,

Pesan Om Bud, Jangan lupa pada masuk ke website thewriters.id ya buat sarana latihan kalian. Nanti saya respon di ruang komen.
Materinya Luar biasa bukan???

7 komentar:

POSTINGAN LAINNYA